Bagaimana Membantu Frontline ?

Setiap upline di bisnis Amway memiliki kewajiban membantu frontline nya secara terbatas. Bantuan dalam bentuk penjelasan dan bimbingan. Bisa juga bantuan fisik membantu belanja. Saya masih ingat perjuangan pak Rusmianto, seorang sopir pribadi yang sekarang memiliki grup terbesar di grup pak Chozin. Setiap hari, selesai jam kerjanya sebagai sopir, beliau ke ADC untuk membelanjakan downlinenya. Kami sering salipan di pintu ADC. Kami pulang dan beliau baru masuk dengan sebundel form pesanan yang sudah terisi. Sambil tertawa dan dengan suaranya yang ngebas, sosok tinggi besar, ngganteng dan cocok menjadi bintang film ini mau membelanjakan si A, si B yang hampir semuanya ada di kakinya pak Rohmat dan sekarang grup mereka sudah menggurita.

Dari ADC, biasanya beliau mampir ke rumah saya di Manyar Kertoarjo. Konsultasinya selalu berkisar tentang downline nya begini begitu, apa yang bisa beliau lakukan untuk membantu mereka?. Itulah bentuk bantuan fisik seorang upline ke downline.

Ada yang dilarang dilakukan oleh seorang upline, misal stacking atau memasang seorang ABO dibawah frontline. Karena disamping dilarang oleh Amway, juga tidak ada manfaatnya. Amway adalah bisnis yang digerakkan oleh leadership seseorang. Upline juga dilarang memberi fasilitas kepada downline seperti pinjaman uang, barang atau apa. Karena itu sudah terbukti melemahkan. Biasanya downline yang punya pinjaman ke uplinenya akan muntaber atau mundur tanpa berita.

Bantuan juga bisa dalam bentuk bekerja sama dalam pendekatan kepada seorang prospek peer and above. Misalnya downline meng edifikasi upline nya ke prospek, kemudian uplinenya menyapa prospek itu dan mengajak ke TED atau apa. Tentu bantuan ini tidak serta merta dilakukan seorang upline. Bantuan tetap didasarkan kepentingan bisnis upline. Apakah dengan membantu seperti itu, bisnis upline juga akan berkembang? Kalau tidak ada hubungan langsung, sebaiknya jangan dilakukan.

Contoh, saya tidak mungkin membantu langsung downline pak Chozin, karena itu tidak bermanfaat untuk pengembangan bisnis saya. Begitu juga pak Chozin tidak akan mau dimintai membantu grupnya nya pak Yanto, apalagi grup pak Rohmat. Paling memberi nasihat atau motivasi saja. Bukan bantuan seperti membuatkan game plan atau arahan spesifik lain. Apalagi membantu menyapa prospeknya.

Di bisnis networking, kita membangun kaki, bukan membangun orang. Masing masing orang bertanggung jawab atas bisnisnya sendiri. Yang disebut bisnis kita adalah dari kita ke bawah. Itu menjadi tanggung jawab kita, bukan tanggung jawab upline.

Seperti saya, untuk bisa mendapat mentor sekelas pak Ojat (Rubi Direct), saya perlu menunjukkan dulu ke seriusan saya. Sampai beberapa bulan pertama, tidak ada satupun upline yang memberi arahan ke saya. Saya bergerak hanya bermodalkan sebuah kaset berjudul LATIHAN PRESENTASI. Kemudian ketika saya menyatakan menyerah karena 40x presentasi One on One (mengunjungi orang satu persatu), tidak ada satupun yang join. Anak saya menganjurkan saya untuk membeli kaset. Sayapun membeli 100 kaset, juga 3 kaset player dan 2 walkman (kaset player yang bisa dibawa di pinggang). Kaset player saya pasang di kamar tidur, dapur dan ruang kerja. Itu yang kemudian menjadi alarm bagi upline upline bahwa ada “animal” di Batu. Animal bukan berarti binatang, melainkan julukan untuk orang yang sangat serius menjalankan Amway. Apapun akan diterjang untuk bisa berhasil.

Barulah saya kemudian di hubungi upline, awalnya uplinenya Adi yang masih peringkat 9%. Hanya sebentar saja, akhirnya dipegang pak Ojat yang rubi. Dengan tantangan, beliau akan datang ke Batu kalau saya sudah memiliki 50 ABO di grup. Sayapun ngebut untuk segera mendapatkan 50 ABO itu. Kalau ditanya bagaimana caranya, saya sdh lupa. Pokoknya saya cari prospek, sy presentasi, dia mau join, sy bantu presentasi di rumahnya sampai nemu ABO baru lagi, kemudian ABO baru saya gali daftar namanya dan sy minta mengundang ke rumahnya utk saya bantu presentasi. Sabtu dan minggu full keluar rumah.

Setelah genap 50 ABO, barulah beliau datang ke Batu sebulan sekali, datang Jumat dan kembali hari Minggu. Atas biaya beliau sendiri, membimbing saya presentasi, follow up, Nutrilite Clinic dll.

Dalam bimbingan, rupanya beliau melihat kelemahan saya, yaitu enggan menjual tiket pertemuan. Karena memang dalam hati saya takut dikira menjadi calo tiket yang mendapat keuntungan. Sebagai dokter kandungan, saya lebih baik memberikan tiket secara gratis dari pada menjualnya dengan anggapan mendapat untung dari situ.

Pak Ojat pun meminta saya datang ke Bandung untuk melihat pak Robert presentasi. Sayapun datang ke Bandung, dan disana saya melihat pak Robert yang sudah triple Diamond masih menjual tiket BBS, melayani, memberi kembalian dll. Sejak itu kelemahan tersebut saya kikis habis, dan saya teringat kembali buku Robert T Kiyosaki (Robert yang berbeda), yang mengatakan :”Untuk bisa menjadi kaya, kita harus mampu menghadapi anggapan yang salah tentang diri kita dari orang lain”. EGP (emang Gue pikirin ?), bukan mereka yang akan memberi makan anak isteri saya jika terjadi sesuatu pada saya. Mengapa saya peduli dengan yang mereka katakan ??

Kemudian saya tanya pak Ojat, dimana kami bisa belajar beauty clinic ?, yaitu facial memakai artistry. Pak Ojat menyarankan kami ke Jakarta menemui ibu Elly. Rubi direct yang upline kami juga. Kamipun terbang kesana dan belajar Nutrilite Clinic. Bu Wati belajar Nutrilite Clinic, dan saya belajar follow up dengan versi berbeda ke suami bu Elly, yaitu pak Sudomo yang waktu itu Pembantu Rektor 3 Univ Pelita Harapan Jakarta. Yang saya kagum dengan pak Domo adalah wajahnya yang sangat halus, nyaris tanpa kerutan di usia beliau yang hampir sama dengan usia saya sekarang. Semua berkat artistry yang secara rutin beliau pakai.

Begitulah satu persatu sisi sisi buruk saya dilepaskan, dikikis oleh upline upline saya. Pak Ojat juga sering mengatakan ke saya : “Bapak adalah batas atas downline bapak. Bantuan paling penting dari bapak adalah memberi ruang mereka utk berkembang. Dengan cara terus naik peringkat”.

Jadi kalau Anda bertanya kepada saya :”Bagaimana caranya membantu frontline saya ??” jawab saya sederhana :”Berilah vibrasi yang kuat dengan selalu naik peringkat”. Sebuah bantuan yang sampai sekarangpun masih terus saya upayakan, dengan terus bekerja cerdas membangun bisnis Amway dengan strategi dBACA.

Surabaya, 25 Juni 2021
Sigit Setyawadi

Info lebih lanjut atau tanya2 bisa klik CS-Layanan

Info Produk Nutrilite silahkan klik Untuk Kesehatan Anda & Keluarga

Tags: bantu downline, cara bantu flontline, cara bantu yang benar, cara kerja amway, cara kerja networking, jaringan amway, melebarkan jaringan, memajukan jaringan, member amway, mengembangkan jaringan, tips bantu downline, tips membesarkan jaringan